Apa Sih Pentingnya Memahami Perilaku Konsumen
3 min read
Beberapa Tahun terakhir pasar muslim di Indonesia mengalami perubahan yang sangat signifikan. Kita bisa lihat beberapa diantaranya seperti Revolusi Hijabers. Berhijab menjadi tren lifestyle baru, berhijab menjadi sesuatu yang cool, modern dan trendy. Seiring dengan meningkatnya tren berhijab, hal ini juga di ikuti dengan meningkatnya tren penggunaan kosmetik muslim. Hampir tiap hari kita bisa lihat iklan di TV yang menampilkan kosmetik muslim dengan Brand Ambassador mereka yang berhijab, bahkan produk shampoo yang biasanya hanya menampilkan bintang iklannya dengan rambut yang begitu indah, lurus, dan hitam mengkilap, sekarang sudah bergeser dengan bintang iklan yang berhijab. Selain itu, Label halal menjadi penting untuk produsen, bahkan kelas UMKM juga berlomba-lomba untuk mendapatkan label halal dan malabeli produknya dengan stiker halal. Dulu label halal tidak begitu diperhatikan oleh konsumen, tapi kini label halal menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen.
Pasar muslim menggeliat dan tumbuh dengan pesat, menjadikan sebuah industri baru yang sangat menjanjikan. Semua Fenomena ini tentu tidak terlepas dari syiar para Ustadz dan Kyai dalam mengajarkan nilai-nilai Islam dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Hal inilah yang menjadi driving factor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sebuah produk.
Konsumen Indonesia memiliki karakteristik yang unik dan berbeda jika dibandingkan dengan negara lain. Walaupun globalisasi, teknologi (Google, Media Sosial dll ) sudah mempengaruhi nilai nilai dan perilaku konsumen Indonesia. Namun demikian nilai nilai Islam dan kearifan lokal masih dominan mempengaruhi pola pikir, dan tindakan mereka. Hal ini sangatlah wajar karena 80% penduduk Indonesia adalah muslim. Ada satu fenomena menarik mengenai konsumen muslim di Indonesia, seperti yang disampaikan penulis buku Millennials Kill Everything, Pak Yuswohady, bahwa di negara-negara Barat, semakin kaya dan semakin pintar penduduknya, maka semakin luntur pula kehidupan keagamaannya. Di Indonesia sebaliknya, semakin kaya dan semakin pintar kaum muslimnya, mereka justru semakin religius.
Melihat perubahan-perubahan besar atau fenomena yang terjadi pada konsumen, terutama pada kaum muslim di Indonesia, kemudian muncul pertanyaan besar, Bagaimana kita sebagai pemasar meresponnya, Apa saja strategi dan taktik yang harus dijalankan.
Dari uraian diatas, yang paling mendasar adalah bagaimana kita memahami perilaku konsumen.
What Is Consumer Behavior?
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) maka proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) maka proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Dengan memahami perilaku konsumen maka hal pertama yang dapat dilakukan adalah merancang sebuah strategi pemasaran yang tepat. Misalnya kapan sebuah produk akan launching, kapan sebuah perusahaan akan memberikan diskon yang menarik kepada pembeli. Memahami perilaku konsumen juga dapat membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa pada saat lebaran konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran atau natal dan tahun baru, maka pengambil keputusan dapat menentukan harga tiket transportasi pada hari tersebut. Selain itu juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam perancangan atau pembuatan sebuah produk, bagaimana melakukan penyesuain harga, menentukan mutu produk yang diinginkan oleh konsumen, kemasannya seperti apa dan sebagai agar dalam penjualan memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tidak mengecewakan pelanggan.
Perilaku konsumen adalah sebuah proses.
Sebagian besar pemasar sekarang mengakui bahwa perilaku konsumen, pada kenyataannya, adalah proses yang berkelanjutan, tidak hanya apa yang terjadi pada saat konsumen menyerahkan uang atau kartu kredit dan pada gilirannya menerima barang atau jasa.
Dampak Konsumen terhadap Strategi Pemasaran
Berselancar di situs Website yang keren tentulah sangat menyenangkan. Tetapi, di sisi yang lebih serius, mengapa manajer, pengiklan, dan profesional pemasaran lainnya repot-repot belajar tentang perilaku konsumen? Sederhananya, memahami perilaku konsumen itu adalah bisnis yang baik. Konsep dasar pemasaran menyatakan bahwa perusahaan ada untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pemasar dapat memenuhi kebutuhan ini hanya sejauh mereka memahami orang atau organisasi yang akan menggunakan produk dan layanan yang mereka jual. Selama mereka tidak memahami keinginan konsumen atau pasar, maka sebenarnya mereka hanya “tebak-tebak buah manggis”, dan ini tentunya akan membutuhkan cost yang cukup besar.
Walaupun Indonesia merupakan negara yang sangat heterogen, pasar dan segmen muslim mampu disatukan dengan perilaku konsumsi yang menganut nilai-nilai islami. Pemasar harus memahami bahwa pasar ini mempunyai empati yang sangat besar terhadap nilai-nilai syariah. Makanya tidak heran sekarang banyak bermunculan produk-produk yang berbau syariah, seperti Bank Syariah, Hotel Syariah , bahkan ada juga Perumahan dengan konsep Syariah. Strategi Branding yang dilakukan, komunikasi merek, identitas merek selalu mengedepankan aspek Syariah karena hal ini disesuaikan dengan perilaku dari konsumen.
Meskipun ada banyak peluang dan potensi, tantangan yang dihadapi para pemasar adalah tidak boleh melihat pasar generasi muslim hanya sebagai sasaran untuk promosi dan penjualan saja. Ini karena mindset modern generasi muslim sangat mementingkan untuk memberi kembali kepada lingkungan dan sesama. Kita tidak hanya melihat segmentasi hanya dari sisi geografis atau demografis, melainkan juga harus memahami bagaimana membangun pondasi strategi yang kuat agar bisa menyasar potensi pasar ini dengan tepat. Dalam arti dapat memenuhi aspirasi atau keinginan sekaligus kebutuhan mereka.
Penulis : Wiwit Sugito Mahasiswa MM.Tech, President University