Kawasan Industri Kendal Selangkah Menuju KEK
2 min readDalam sidang Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang digelar oleh Kemenko Perekonomian (15/8/19) dibahas tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang diusulkan oleh pemerintah yaitu Kendal, Tanjung Pulisan-Likupang dan Tanjung Api-Api.
KEK Kendal Jawa Tengah diusulkan oleh PT Kendal Industrial Park (KIP), yang merupakan joint venture antara dua pengembang industri di Asia Tenggara yaitu Sembcorp Development Ltd dan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, bahwa ketiga lokasi tersebut telah disetujui untuk dilakukan pengembangan serta persiapan lebih lanjut mengenai infrastruktur seperti bandara dan pelabuhan, namun masih ada beberapa hal yang perlu dilengkapi.
Untuk pelabuhan KEK Kendal menggunakan Pelabuhan Tanjung Mas yang saat ini masih beroperasi dan cukup memadai dalam melakukan ekspor sehingga pemerintah tidak akan membangun pelabuhan baru. Namun Menhub Budi mengizinkan swasta melakukan pengembangan dan pembangunan di sana. “Boleh tapi dia sebagai feeder, bukan sebagai pengekspor langsung,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil menambahkan, bahwa semua persiapan sudah tinggal dijalankan dan tidak ada masalah perizinan lahan di KEK yang diusulkan tersebut, dimana lahan untuk KEK Kendal seluas 1.000 hektar.
Sementara itu, Executive Director Kendal Industrial Park Didik Purbadi menyebutkan KEK Kendal diprioritaskan untuk industri 4.0 berorientasi ekspor. Sektor industrinya seperti tekstil dan busana, furnitur, makanan dan minuman, otomotif, elektronik, hingga logistik. Nilai investasi untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas kawasan di Kendal sebesar Rp 4,8 triliun.
”Kami juga berkomitmen untuk mendatangkan investasi asing langsung mencapai US$ 600-700 juta dalam kurun waktu tiga tahun ke depan,” ujarnya. Hingga tahun 2025, KEK Kendal diperkirakan akan menyerap 80 ribu tenaga kerja.
Sebelumnya, S.D Darmono, founder Jababeka pernah menyampaikan, KEK Kendal akan menarik perusahaan-perusahaan besar yang export oriented dan mengalahkan negara-negara ASEAN lainnya. Karena, KEK Kendal sudah terintegrasi dengan sarana infrastruktur memadai. Ada pelabuhan dengan pelayanan cepat, jalan tol, akses kereta api, insentif pajak, hingga peraturan perburuhan yang adil.
Selama ini pemerintah hanya menetapkan KEK industri di luar Jawa dengan tujuan awal untuk pemerataan pembangunan dan ekonomi di daerah. Jadi rencana penetapan KEK Kendal untuk bidang usaha industri manufaktur merupakan kali pertama di Pulau Jawa. Nantinya pengusaha yang masuk di dalamnya bakal mendapat banyak insentif, baik fiskal maupun nonfiskal.
Hingga awal 2019 sudah ada 50 perusahaan yang tertarik berinvestasi di Kawasan Industri Kendal. Dimana sebanyak 48 perusahaan deal hingga tahun 2018, dan dua perusahaan deal pada Januari 2019. Saat ini ada 7 diantaranya yang sudah beroperasi, tiga perusahaan sedang proses membangun dan 12 perusahaan sedang mengurus administrasi seperti perizinan dan persiapan desain bangunan.
Kehadiran KEK Kendal diyakini akan mendorong perekonomian di Jawa Tengah, pasalnya selama ini belum ada kawasan industri besar. Akibatnya banyak lulusan SMK maupun perguruan tinggi yang memilih mencari kerja ke Jawa Barat khususnya di Cikarang dan Karawang yang memang banyak berdiri kawasan industri.