Manfaat Teknologi Blockchain di Era Industri 4.0
2 min read
Kamar Dagang & Industri Indonesia (KADIN) mengadakan acara Global Blockchain Summit 2019 di The Ritz Carlton Hotel, SCBD Jakarta (29/7/2019). Kadin melihat potensi teknologi blockchain untuk sektor industri ke depan. Apalagi di era industri 4.0 pemanfaatan teknologi dalam bisnis diperlukan untuk dapat bersaing dengan global.
Dalam kegiatan yang digelar Kadin bersama dengan Blockchain Asia Forum(BAF),Global Blockchain Investment Summit (GBIS) ini hadir Ketum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani, WKU Kadin Bidang Logistik & Pengelolaan Rantai Pasok Rico Rustombi, Kepala Bappenas RI Bambang Brojonegoro. Juga hadir sebagai pembicara Benny Woenardi, Managing Director CDP yang menjelaskan tentang “Reducing Logistical Costs Through Blockchain-Rethinking Supply Chain Management”.
Rosan P Roeslani menyampaikan, “Blockchain merupakan tren global yang akan berdampak besar kepada keberlangsungan bisnis ke depan. Dalam ekonomi global, mereka yang dapat memanfaatkan teknologi dan berinovasi dalam seluruh rantai nilai akan mendapatkan posisi terbaik dalam daya saing global.”
Indonesia termasuk berada di garda depan dalam inisiatif penerapan teknologi blockchain di kawasan Asia Tenggara. Sejumlah perusahaan nasional mulai menerapkan teknologi berbasis blockchain, diantaranya Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Danamon, dan Bank Permata.
Menurut data Bank Dunia, Rosan menyampaikan Indonesia berada di posisi ke-14 dunia dalam penerimaan remitansi dari TKI. Peningkatan transfer dana dari TKI yang bekerja di luar negeri terjadi berkat hadirnya sistem blockchain.
Sementara itu Rico Rustombi menjelaskan, manfaat teknologi blockchain akan lebih konkret jika menyentuh industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Namun, saat ini teknologi blockchain di Indonesia dalam tahap awal sehingga sangat terbatas. “Bagaimana menciptakan program agar teknologi blockchain mudah. Kalau program sudah siap, kami undang blockchain untuk diterapkan pada semua enterprise,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan, pemanfaatan teknologi blockchain di industri keuangan bisa untuk pembukuan dan transaksi digital secara umum. Selain itu, teknologi ini juga bermanfaat bagi peningkatan pelayanan pemerintah, logistik dan manajemen supply, kesehatan, hingga internet of things.
Teknologi blockchain ini merupakan teknologi yang unik karena dapat menghilangkan desentralisasi dan mengubah struktur yang ada. Sebab dalam blockchain, data menjadi alat tukar baru yang saling terhubung dalam sistem blockchain internasional. Di dalam sebuah survei, potensi pemanfaatan blockchain dalam dunia usaha secara global bisa mencapai 3,1 triliun dolar Amerika Serikat (AS) dalam 11 tahun ke depan.
Saat ini ada beberapa dunia usaha nasional dari sejumlah sektor yang berkomitmen menerapkan teknologi blockchain dengan merangkul Blockchain Center of Excellence and Education (BCEE). BCEE merupakan sarana yang menyediakan informasi bisnis, peluang investasi, edukasi dan pelatihan vokasi Blockchain Asia Forum. Perusahaan-perusahaan tersebut, antara lain PT Dewata Freight International Tbk, PT Proteksi Usaha Indonesia, PT Ritel Global Solusi atau KO-IN Toko Indonesia, serta dua start-up teknologi yaitu Sayurbox dan TOKOIN.