April 20, 2024

WARTAKADIN

Kabupaten Bekasi

Nuraeni Ainun, Pelaku Usaha Kendal Butuh Biaya Kemasan Baru Sebesar Rp 108 Juta

2 min read

Kendal, wartakadin. Pengrajin aneka kripik pisang bernama Nuraeni Ainun warga Krajan RT 01/RW 05 Desa Kedungsuren Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal, adalah salah satu pelaku UMKM Kendal yang hari ini telah menerima bantuan dari Kementerian Sosial RI.

Saat ditemui wartakadin.com disela-sela kegiatan penyaluran dari Kemensos itu, Nuraeni sampaikan, dia saat ini masih butuh dana untuk biaya cetak kemasan baru produk-produknya sebesar Rp 108 juta agar bisa naik kelas.

Dituturkan selama ini, usahanya terus berjalan meski Pandemi menderanya yang menuntutnya untuk berfikir keras dan berinovasi. Yakni dalam memasarkan produknya berupa aneka kripik pisang, Hole rasa, Besto manis, Oval manis, Coin 8 rasa dan aneka kripik singkong dipasarkan secara online dan offline.

Contoh kemasan baru yang butuh biaya cetak Rp 108 juta

Awal perintisan, mencoba buat sale pisang dari pisang tonto (lokal) yang dititipkan ke warung-warung dengan bungkus plastik. Hingga berkembang telah mendapatkan bantuan dari Dinas Koperasi UKM, Disperindag Kabupaten Kendal dan Prov. Jateng yang berupa pembinaan dan peralatan produksi. Juga menjadi binaan Dinas Pertanian dan Pangan Kab. Kendal.

Nuraeni mengaku dapat bantuan dari Kemensos dari sebesar Rp 2,4 juta tahun 2020, dan Rp 1,2 juta tahun 2021 hingga hari ini mendapatkan Rp 2,5 juta yang dibelanjakan berupa handsiller dan minyak sanko.

Dalam perkembangan dan tuntutan untuk naik kelas, Nuraeni merasakan masih menghadapi kendala pendanaan untuk membuat kemasan produknya agar lebih bagus dan menarik (full color). Sudah ditanyakan ke percetakan, katanya, biayanya sekitar Rp. 108 juta. “Uang sebesar itu terus terang saya tidak mampu,” keluhnya.

Sementara perihal kemasan produk dituturkan, hal itu sangat urgen untuk mendukung UMKM Kendal bisa dikenal luas dan berkelas. Saat ditanya wartakadin.com untuk dapat biaya kemasan baru sebesar itu usaha kemana?” Nuraeni hanya geleng kepala yang mengatakan “Belum tahu pak”

Nuraeni yang masih membiayai dua anak kuliah di UNNES dan UIN Walisongo, mengungkapkan tetap semangat yang memiliki harapan kedepan bisa mengembangkan usahanya tidak hanya aneka kripik pisang juga kripik pare, jamur, terong dan sale pisang yang saat ini menjadi sumber pendapatan keluarganya. Sriyanto

About Post Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *