Peran Perguruan Tinggi Membawa Kawasan Industri Memasuki Era 4.0
2 min read
Hadirnya kawasan industri di Indonesia mempunyai sejarah panjang. Kawasan industri dikembangkan sejak era 70-an. Hingga tahun 1989 kawasan industri dikelola dan dikembangkan oleh BUMN dan jumlahnya sangat terbatas. Sifatnya hanya menyiapkan kavling industri siap pakai beserta sarana dan aspek lingkungannya. Fahmi Shahab, Direktur Eksekutif Himpunan Kawasan Industri Indonesia mengibaratkan, kondisi kita saat itu seperti memiliki kedai kopi menunggu tamu datang dilayani.
Baru setelah Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) lahir tahun 1988 membuat pertumbuhan industri mulai bergeser. Fahmi mengungkapkan, saat itu HKI mengusulkan agar swasta diberikan ruang untuk ikut berpartisipasi membangun kawasan industri. Saat itulah kawasan industri tumbuh berkembang didominasi oleh pihak swasta. Konsep kawasan industri menjadi berkembang tidak hanya industrial estate, tetapi lebih dari itu menumbuhkan peningkatan suatu industri menjadi triger bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
“Kemudian konsep kawasan industri berkembang menjadi industrial city dan industrial park yang terintegrasi dengan berbagai infrastruktur dan fasilitas pendukung salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM). Karena ini tolak ukur keberhasilan suatu bangsa dan suatu negara dalam rangka memacu pertumbuhan industri melalui terapan teknologi,” ujar Fahmi.
Masih menurutnya, kedepannya teknologi terus berkembang, dimana pemerintah sedang menerapkan industri 4.0. Disinilah peran dunia pendidikan dibutuhkan dalam menyiapkan SDM dan inovasi teknologinya. Memang ada BLK-BLK (Balai Latihan Kerja) yang dibentuk, namun melihat sarana yang ada seperti mesin praktek keluaran tahun 60 dan 70, padahal era sekarang sudah canggih, pasti tidak bisa untuk mengejar itu. Keterbatasan inovasi tidak bisa hanya diatasi oleh pemerintah. Untuk itu dunia usahalah dalam hal ini pihak swasta harus melihat hal itu. Tanpa peningkatan kualitas SDM kita tidak mungkin bisa bicara daya saing.
“Tahun 1991 saya pernah studi ke Shenzhen China, ketika orang mau berinvestasi di salah satu sektor industri maka ia akan menyampaikan akan membuat industri seperti ini, SDM yang dibutuhkan seperti ini. Kemudian pihak pemerintah sana atau pengelola economic zone menyiapkan industri yang akan datang. Ketika industri itu berdiri maka SDMnya sudah siap, jadi bisa match. Link and match harus diterapkan antara pasar kebutuhan dengan industri,” ungkap Fahmi.
Informasi yang Fahmi terima, di provinsi Banten ternyata penyumbang pengangguran 70% adalah lulusan SMK . Ia tidak menyalahkan SMKnya karena kurikulum yang diajarkan tidak sesuai dengan pasar yang ada. Jika kita mengembangkan SMK hingga perguruan tinggi di Cikarang harus melihat jenis industri apa yang berkembang. Dan inovasi apa yang diperlukan.
Di Cikarang, dengan kehadiran universitas seperti President University sangat pas menspesialisasikan ke industri manufaktur. Industri manufaktur adalah penyumbang terbesar terhadap produk domestik bruto (PDB), lebih dari 20% dibanding dengan sektor-sektor lain. Itu yang langsung, belum yang indirect bisa 30-40%.
Baca Juga : Meski Gagal SBMPTN, Pintu Menjadi CEO Terbuka Lebar Jika Kuliah di Universitas Ini
Bahkan keberadaan President Research Center yang dimiliki President University sangatlah penting. Dimana industri 4.0 ada 5 sektor industri yang diutamakan, ada otomotif, elektronik, garmen, food dan kimia. Sejalan dengan karakteristik industri yang di Cikarang dan Karawang yang didominasi otomotif, elektronik dan food.
“Sekarang era digitalisasi kita harus menjemput itu . Kedepannya SDM yang dihasilkan oleh President University bisa disesuaikan dengan kebutuhan industri yang berkembang. Jadi research & development harus melihat kira-kira 5 tahun ke depan seperti apa, tidak lagi bisa menunggu mengikuti pola-pola lama. Harus terus berkembang di era digilatalisasi sekarang ini,” tegas Fahmi.
Menurutnya, jika kita terlambat mengantisipasi perubahan digitalisasi maka kesempatan itu akan diambil oleh Vietnam, Kamboja dan Laos. Inilah tugas dari perguruan tinggi untuk menyiapkan SDM yang match dengan kebutuhan industri. Ia lihat itu ada di President University yang hadir di tengah-tengah kawasan industri di Cikarang.