Saham Lippo Group Sedang Murah, Patut Dilirik Pelaku Pasar
2 min read
Sejumlah lembaga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global mereka. Penurunan salah satu dilakukan Bank Dunia yang merevisi turun pertumbuhan ekonomi dunia dari 2,9 persen menjadi 2,6 persen pada Juni 2019.
Melihat hal tersebut, pelaku pasar berspekulasi The Fed, bank sentral Amerika Serikat (AS) akan turut menurunkan suku bunga acuan mereka. Sejumlah pihak pun memprediksi Bank Indonesia (BI) ikut-ikutan. Mereka diramalkan akan menurunkan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini.
Bertoni Rio dari Analis Anugerah Sekuritas Indonesia mengatakan, pelaku pasar bisa memanfaatkan sentimen spekulasi penurunan suku bunga acuan tertsebut untuk melahap saham sektor properti. Jika BI menurunkan suku bunga acuannya, maka perbankan juga bakal menurunkan suku bunga kredit, khususnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Ada dua saham properti Lippo Grup, yakni PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang patut dilirik pelaku pasar. Bertoni mengatakan valuasi saham keduanya masih murah dibandingkan dengan saham properti lainnya.
“Lippo Karawaci dan Lippo Cikarang ada sentimen Meikarta yang belum jelas sehingga investor kemarin-kemarin enggan lirik dua saham tersebut,” jelas dia.
Di pekan ini, pelaku pasar bisa memanfaatkan harga saham Lippo Karawaci dan Lippo Cikarang yang masih murah untuk melakukan akumulasi beli. Bertoni memprediksi harga kedua saham itu menguat sepanjang pekan. Dimana akhir pekan kemarin, saham Lippo Karawaci stagnan di level Rp308 per saham. Sementara, Lippo Cikarang amblas 3,13 persen ke level Rp1.705 per saham.
“Untuk spekulasi beli boleh saja menanti capital gain sesaat saja, fundamental perusahaan tidak masalah,” tuturnya.
Namun, kinerja keuangan laporan dua perusahaan itu tak bisa dibilang cukup baik pada kuartal I 2019 lalu bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Lippo Karawaci misalnya, pendapatan perusahaan memang naik dari Rp2,5 triliun menjadi Rp2,8 triliun. Hanya saja, laba bersihnya anjlok dari Rp132,76 miliar menjadi Rp50,01 miliar.
Sementara, keuangan Lippo Cikarang terbilang lebih positif. Hal itu terlihat dari pendapatan perusahaan yang naik dari Rp319,63 miliar menjadi Rp399,35 miliar, lalu laba bersih pun naik dari Rp80,79 miliar menjadi Rp151,17 miliar.