Tahun Depan Pelabuhan Internasional Patimban Soft Opening
2 min read
Pelabuhan Tanjung Priok saat ini satu-satunya pelabuhan yang melayani kegiatan ekspor impor khususnya bagi perusahaan yang berada di Jabodetabek. Akibatnya, kendaraan berat khususnya angkutan ekspor-impor kendaraan menyumbang pada kemacetan lalu lintas khususnya ruas antara Bekasi-Tanjung Priok, Jakarta.
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyampaikan persoalan kemacetan tersebut akan teratasi dan kegiatan ekspor juga akan lebih lancar, dengan akan dioperasikannya Pelabuhan Internasional Patimban.
“Pelabuhan Internasional Patimban, Subang, kita rencanakan soft opening bulan Mei pertengahan tahun depan. Kita akan mulai penggunaan pertama dari Car Terminal kapasitas tampung 250 s/d 300 ribu kendaraan per tahun. Kami akan koordinasikan supaya bisa diselesikan, akhir tahun 2020,” ungkap Budi Karya.
Lebih lanjut disampaikan, pengoperasian Patimban akan dilaksanakan dalam 3 Tahap. Pada Tahap 1, direncanakan dapat melayani 3.5 Juta peti kemas (TEUS) dan 600.000 kendaraan bermotor (CBU). Pada Tahap 2, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5.5 Juta TEUS dan pada Tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7.5 Juta Teus.
Pembangunan pelabuhan ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47/2016 tentang Penetapan Pelabuhan Patimban Di Kabupaten Subang, Jawa Barat sebagai Proyek Strategis Nasional, dan Peraturan Presiden 58/2017 tentang perubahan atas Perpres no. 3/2016 mengenai Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.
Pelabuhan Patimban ini merupakan penanda eratnya kerja sama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang yang sudah terjalin selama 60 tahun, dan mendapatkan pendanaan melalui Official Development Assistance (ODA Loan) Pemerintah Jepang melalui skema Special Term for Economic Partnership atau STEP Loan.
Tentu keberadaan Pelabuhan Internasional Patimban akan memberikan keuntungan bagi perusahaan khususnya yang berlokasi di kawasan industri di Jawa Barat. Apalagi Jawa Barat termasuk wilayah yang memiliki kawasan industri terbanyak di Indonesia. High cost yang dialami dalam kegiatan logistik akan bisa ditekan lagi, sehingga produk ekspor Indonesia lebih kompetitif.